Sair Sajak Moehammad Zaini*
Aku Berpuisi, Begitulah Aku Berziarah
aku hanya butir-butir kata
yang berkunjung ke tepi hari
hanya setelah ter-niat
“aku berziarah”
menemukan potongan-potongan
tubuhku
adakah hari menyimpannya
di rembang lindap antara hujan
dan terik bulat?
saat itu kata-kata
adalah perjalanan
lahir dari sepi
menemu diri
di titik tersepi
bukankah keterlemparan
itu
ziarah..
ziarahku..
2007
Di Kotamu
Sebuah kata
Yang mekar dari pohon lontar
Di rantingnya
Ada kotamu
Aku mau singgah
Memahami bulan sekerat
Yang katanya tertulis ajaran suci
Setiap malam terang
Melindap di kotamu
Ingin juga aku mengerami malam kotamu
Yang terus menggelembung
Di suara-suara jalan
Kadang mengalir di desau angin
Dalam duduk termenungku
Angin berhenbus monoton
Menyerah pada tanya
Tanya itu ingin aku bawa
Ke kotaku
2007
Lembayung
Aku di sini sebab campur dusta dan ingin tahu
Sebelum nanti aku menghisap layaknya candu
Sebab ia hanya lewat di kalender sehari saja
Selebihnya tak ada lagi yang bermimpi
Dan jika ‘ku buka lembaran ini
Ada lagi yang mati
Intiplah,
Karena semuanya terjadi hari ini
2008
*Muhammad Zaini
Penyair tinggal di Jogja
Mujib said,
22 Februari , 2008 pada 10:02 pm
Jenk, puisimu tambah lama, tambah bikin aku merinding…
ube' said,
22 Februari , 2008 pada 10:18 pm
lagi mikirin apa sihhhhh??????????
gyta said,
23 Februari , 2008 pada 10:01 am
aku juga ingin singgah
dalam lamun dan beku ku…
salam…
ilalang_kering said,
28 Februari , 2008 pada 2:00 pm
aq gak terlalu pandai puisi, cuma q bisa bilang
asik choooy…!